Sabtu, 10 Juni 2017

Renungan


Ketika ingin mengupload foto makanan ke sosial media, pernah gak sih kita mikir? 
Di luar sana mungkin masih banyak yg hanya bisa berbuka dengan air putih namun mereka sudah sangat bersyukur:') Kita suka membagi foto-foto makanan ke sosmed, dengan niat yang berbeda-beda. Dan cuman Allah yang tahu niat kita

Saya pernah nonton video dari akun @opiniid tentang para pemulung & pekerja di jalanan yg setiap harinya makan nasi bungkus dengan lauk sederhana. Bahkan lauk telur termasuk menu mewah bagi mereka "Alhamdulillah hari ini saya bisa makan telur karena hari ini saya ulang tahun"

Begitu salah satu cuplikan dari video yang sampai saat ini masih bikin hati rasanya jleb bgt:') Di luar sana malah banyak remaja (dengan sengaja) membuang-buang telur untuk menjahili temannya yang sedang berulang tahun. Bahkan kasus yang terbaru ada yang sampai membuat mata temannya buta karena memakai telur busukšŸ˜µ


Beberapa hari lalu saat tarawih di mushola dekat rumah, saya mendengar ceramah dari ustadz tentang kebiasaan Ali bin abi thalib. Beliau adalah seseorang yang pekerja keras namun anehnya Ali lebih suka makan dengan roti kering (yang mungkin sudah hampir basi) lalu ia basahkan dengan air putih. Bukan karena dia miskin, justru sebaliknya. Beliau sangat kaya raya. Saking kayanya, anaknya Hasan sering mengadakan acara pesta makanan yg lezat (istilahnya 'open house' kalau di jaman skrg) utk semua tetangganya, baik yang kaya ataupun miskin. Namun saat acara tsb sedang berlangsung, Ali tidak pernah menampakkan diri.

Sampai-sampai ada seorang pemuda yg datang waktu itu hanya memakan makanannya sedikit lalu ia membungkusnya utk dibawa pulang. Hasan pun menghampirinya dan bertanya "kenapa hanya makan sedikit? Apa ada saudaramu yg kelaparan? Jika kurang kau bisa mengambil makanan yg lainnya." 


Dengan tegas pemuda itu menjawab, "tidak tuan. Tidak ada saudara saya yg kelaparan. Saya sudah mengambil hak saya. Dan hak saya ini akan saya gunakan untuk memberikannya kepada seorang kakek tua yg bekerja di kebun namun ia hanya bisa memakan roti kering yang dibasahkan dengan air." 

Hasan pun tersenyum. "Kakek tua yg kau maksud itu adalah ayah saya. Dialah yg menyediakan semua makanan ini"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar